Total Tayangan Halaman

MAKNA RICIKAN KERIS


Makna ricikan keris berdasarkan ajaran Sunan Kalijaga yang diuraikan oleh Raden Ngabehi Ranggasutrasna dalam Serat Centhini: Tambangraras Amongraga Jilid III, dalam Nurhadi Siswanto, Filsafat Moral Keris Jawa, hal. 143 diantaranya sebagai berikut:

a.     Sirah Cecak: Melambangkan kepala manusia yang disebut Betal Makmur (rumah kemakmuran), adalah simbol dari asal mula segala kesenangan dan ingatan manusia.

b.     Tikel Alis, digambarkan sebagai sarana mencapai kesucian yang melewati tiga tahap yaitu “sabar” yang disombolkan dengan tikel alis yang melengkung dari garis horizontal di bawah menuju garis vertikal di atas. Tahap kedua adalah “memaklumi” yang dilambangkan oleh garis vertikal ke atas dan terakhir, “memaknai” yang digambarkan oleh ujung garis vertikal ke atas.

c.      Sekar Kacang, disimbolkan sebagai gunung tursina tempat nabi musa bertapa dan menggambarkan titik pusat konsentrasi kekhusukan ketika bershalat.

d.     Lambe Gajah, menggambarkan mulut atau lisan manusia yang menyimbolkan sarana turunnya sabda Tuhan; ‘kun fa ya kun’ (terjadi maka terjadilah).

e.     Greneng, yang berbentuk aksara ‘dha’ dan ‘ma’ menggambarkan bahwa mati (aksara ‘ma’) berada dalam dhada (aksara ‘dha’).

f.      Gandhik, menyimbolkan jantung manusia yang menjadi sumber nafsu birahi. Hal inilah yang memungkinkan manusia meneruskan keturunannya hingga akhir zaman.

g.     Sogokan, menggambarkan pilar kokoh yang menegakkan kehidupan manusia. Pilar inilah yang mampu menutup ‘babahan hawa sanga’ yang merupakan sembilan lubang masuknya godaan duniawi ke dalam tubuh manusia, yaitu: dua lubang mata, dua lubang telinga, dua lubang hidung, satu lubang mulut, satu lubang dubur, dan satu lubang kemaluan.

h.     Bawang Sabungkul, melambangkan kemaluan wanita sebagai pintu lahirnya bayi dari kandungan ibu atau disebut dengan Betal Mukadas (Rumah Kesucian), dan menunjukkan tempat penyucian diri, yaitu dengan menjunjung tinggi ibu yang melahirkannya.

i.       Sraweyan, adalah lambang kemurkaan Tuhan, agar manusia selalu berhati-hati tidak melanggar laranganNya.

j.       Kruwingan, merupakan simbol dari tubuh fisik manusia yang harus dijaga dengan baik karena merupakan titipan dari Tuhan.

k.     Pejetan, adalah simbol dari ibu jari yang menggambarkan kekokohan semangat yang menjadi penyangga kehidupan.

l.       Wadidang, melambangkan kaki manusia yang menopang dan membawa tubuh kemanapun pikiran memerintahkannya.

m.   Tungkakan, menggambarkan semangat pantang menyerah yang selalu menuju ke atas kepada kebaikan.

Komentar

Postingan Populer