Total Tayangan Halaman

Kisah Pemimpin Bijak dan Kie Lin



Akulturasi budaya antara nusantara dengan Tiongkok hadir sejak lama dan terus hidup dan tumbuh hingga sekarang dalam keseharian kita. Akulturasi tersebut hadir dalam berbagai segi kehidupan, dari arsitektur, bahasa, makanan hingga dunia seni rupa  nusantara. Salah satunya yang akan kita urai singkat adalah hadirnya sosok hewan Kie Lin dalam keris. Mengapa Kie Lin menjadi salah satu hewan yang diistimewakan?

Patung hewan Kie Lin biasa kita temukan di kanan kiri gerbang rumah atau kuburan orang Tionghoa.  Kie Lin, Qilin, Kylin, atau Kirin adalah mahkluk mitologis yang terdapat dalam legenda-legenda di berbagai negara di Asia. Kie Lin sekilas memiliki bentuk mirip singa. Namun, bila kita perhatikan lebih lanjut, badan Kie Lin konon merupakan perwakilan dari 18 binatang yang ada di dunia. Badannya yang merupakan badan kuda tetapi memiliki sisik ular dan sisik ikan. Ekornya dari kura-kura. Keempat kakinya berbeda, ada yang berupa kaki burung hong (rajawali), kaki macan, kaki kerbau, dan kaki menjangan. Kedua matanya merupakan mata kepiting dengan telinga mewakili telinga kelinci serta bertaring macan. Sedangkan, jenggot dan mulutnya merupakan mulut singa serta pipinya pipi naga.  Selain itu Kie Lin juga memiliki tanduk bercabang dua yang merupakan tanduk rusa. 

Sama halnya seperti hewan pada umumnya, hewan Kie Lin juga dibedakan menjadi dua jenis kelamin, jantan dan betina yang memiliki bentuk yang berbeda. Kie Lin jantan digambarkan membawa sebuah bola dengan kaki depan sebelah kanan. Sementara itu, Kie Lin betina digambarkan sedang mengasuh anaknya di kaki depan sebelah kiri. Karena banyak orang sulit membedakan antara yang jantan dan betina, maka disebut Kie Lin. Bagi banyak kalangan, hewan yang paling dekat dengan Kie Lin adalah singa, sehingga banyak kalangan juga menyebut Kie Lin dengan Singa Kie Lin.

Dalam legenda Tiongkok, Kie Lin dikenal sebagai binatang yang menjadi tunggangan para dewa. Patung Singa Kie Lin tak hanya digunakan sebagai kelengkapan arsitektur saja, tetapi juga sebagai simbol kekuasaan. Rupanya hal ini juga berpengaruh hingga ke nusantara, terbukti di beberapa istana kerajaan nusantara terdapat patung Singa, misalnya saja di Keraton Kasepuhan Cirebon. Hewan Kie Lin diistimewakan berkaitan dengan legendanya yang dikisahkan selalu muncul bersamaan dengan datangnya seorang bijak atau hadirnya seorang raja atau kepala negara yang benar-benar arif bijaksana, berperikemanusiaan. 

Oleh karena itu pejabat selalu merasa berbahagia apabila dihormati dengan permainan Kie Lin yang dimainkan pada saat ada suatu perayaan. Mereka membalas hormat pada kilien yang memberikan hormatnya. Kiranya itulah yang menginisiasi penciptaan keris dengan menggunakan Kie Lin sebagai sumber inspirasinya. Para pemimpin, pembesar negeri, pejabat pemerintah dulu mungkin terinspirasi dari kisah Kie Lin yang hanya hadir bila ada seorang pemimpin, raja atau orang bijak muncul. Filosofinya, diharapkan dengan keris Kie Lin, pemegangnya akan menjadi pemimpin yang arif, bijak, mengayomi, berwibawa dan senantiasa  melindungi rakyatnya. 
 
Namun sayangnya, banyak pecinta tosan aji seringkali keliru dalam mengidentifikasi keris dengan dhapur Kie Lin. Keris Singo Barong seringkali disebut sama dengan keris Kie Lin, padahal berbeda. Nah apa saja perbedaannya?
  1. Pada keris dhapur Singa, atau Singo Barong tidak memiliki tanduk pada kepalanya, sedangkan Kie Lin mempunyai tanduk pada kepalanya. Selain itu, bentuk tubuh antara keris dhapur singo dengan Kie Lin juga berbeda. 
  2. Ciri yang kedua adalah ekor. Pada Singo Barong ekornya lebih besar dan merumbai, sedangkan pada keris Kie Lin hampir tidak ditemukan rumbainya. 
  3. Bentuk badan Kie Lin lebih tegak, sedangkan Singa kebanyakan agak condong. Nah beberapa karakteristik tersebut bisa menjadi panduan bagi anda untuk memilih dan memiliki keris dhapur Kie Lin yang benar. Selamat mengkoleksi

Komentar

Postingan Populer