Warangka Sunggingan Organisasi Senapati Nusantara
Dalam tradisi perkerisan di Yogyakarta,
penggunaan warangka sunggingan seringkali digunakan oleh pelayan
sewidakan dan penari di kraton. Sunggingan sendiri adalah seni mewarnai yang biasanya digunakan pada pewarnaan wayang kulit. Berbeda dengan penyungging wayang, seorang penyungging wayang belum tentu bisa menyungging warangka keris, namun penyungging warangka keris dipastikan bisa menyungging wayang. Sungging
warangka keris sendiri tidak terbatas pada satu bentuk model saja, namun sungging mampu diterapkan pada berbagai model warangka yang ada baik
ladrang,gayaman dan juga pada warangka sandang walikat.
Terdapat berbagai macam jenis dan kualitas sunggingan yang saat ini beredar di masyarakat. Dalam kualifikasi kami, terdapat setidaknya 3 kualitas sunggingan; yakni kualitas biasa, menengah dan kualitas alusan (tinggi). Untuk melihat kualitas sunggingan ditentukan oleh detail garap, kehalusan garap, bahan yang digunakan, keserasian warna, jenis prada emas yang digunakan dan keserasian kombinasi motif. Prada emas menjadi salah satu daya tarik yang tidak bisa ditinggalkan. Di Galeri Omah Nara kami memastikan setiap sunggingan memakai prada emas yang disebut kim pok/kim puk (digunakan pada pemradaan di klenteng atau asesoris properti Tionghoa), bukan cat. Inilah yang membedakan kualitas hasil sunggingan di Galeri Omah Nara dijamin kualitasnya. Ada harga ada rupa. Tidak sip, silahkan diulang atau dikembalikan pada kami.
Nah kembali dalam soal sunggingan warangka jogja. Kita tahu bahwa dalam tradisinya, meski sunggingan jogja lebih sering digunakan untuk penari atau pelayan sewidakan di kraton, hal ini justru memacu Galeri Omah Nara untuk berkeasi lebih baik. Tantangan ini harus dijawab dengan baik melalui sebuah inovasi. Bagi kami, perubahan adl salah satu keniscayaan dlm budaya, bila tak menyesuaikan diri, beradaptasi dg perubahan, bisa jadi ditinggalkan oleh masyarakat pendukungnya. Begitu juga dlm soal sunggingan. Awalnya berupa ide yg sy sampaikan di Jogja, bahwa dlm satu organisasi perlu membuat terobosan, juga kebanggaan.
Terdapat berbagai macam jenis dan kualitas sunggingan yang saat ini beredar di masyarakat. Dalam kualifikasi kami, terdapat setidaknya 3 kualitas sunggingan; yakni kualitas biasa, menengah dan kualitas alusan (tinggi). Untuk melihat kualitas sunggingan ditentukan oleh detail garap, kehalusan garap, bahan yang digunakan, keserasian warna, jenis prada emas yang digunakan dan keserasian kombinasi motif. Prada emas menjadi salah satu daya tarik yang tidak bisa ditinggalkan. Di Galeri Omah Nara kami memastikan setiap sunggingan memakai prada emas yang disebut kim pok/kim puk (digunakan pada pemradaan di klenteng atau asesoris properti Tionghoa), bukan cat. Inilah yang membedakan kualitas hasil sunggingan di Galeri Omah Nara dijamin kualitasnya. Ada harga ada rupa. Tidak sip, silahkan diulang atau dikembalikan pada kami.
Nah kembali dalam soal sunggingan warangka jogja. Kita tahu bahwa dalam tradisinya, meski sunggingan jogja lebih sering digunakan untuk penari atau pelayan sewidakan di kraton, hal ini justru memacu Galeri Omah Nara untuk berkeasi lebih baik. Tantangan ini harus dijawab dengan baik melalui sebuah inovasi. Bagi kami, perubahan adl salah satu keniscayaan dlm budaya, bila tak menyesuaikan diri, beradaptasi dg perubahan, bisa jadi ditinggalkan oleh masyarakat pendukungnya. Begitu juga dlm soal sunggingan. Awalnya berupa ide yg sy sampaikan di Jogja, bahwa dlm satu organisasi perlu membuat terobosan, juga kebanggaan.
Ide yg coba sy eksekusi adl membuat sunggingan rangka jogja dg logo
senapati nusantara. Tidak sedikit yg menyangsikan, meski juga banyak yg
mendukung. Mengapa rangka jogja? Karena Musyawarah Agung Senapati
Nusantara pertama kali diadakan di sana. Spirit jogja itu perjuangan.
Jadi, bisa dibilang organisasi ini lahir dari semangat itu, berjuang.
Nah kembali pada sunggingan. Konsep dasarnya adl nunggak semi, bahwa apa yg sudah ada perlu dikembangkan, diperbarui tanpa meninggalkan keasliannya. Saya lantas mencoba merenungkan, apa pembaruan yg bisa ditawarkan. Konsep pelayan sewidakan adl menghidangkan dan melayani, simpelnya berada dlm organisasi berarti sudah siap untuk melayani, bukan dilayani. Di situlah organisasi berperan, melayani kepentingan ummat, para anggota dan masyarakat yg diperjuangkannya.
Konsep lain yg juga dimasukkan adl mengenai Manunggaling Kawula Gusti, kesatuan gerak antara pemimpin dan yg dipimpin. Antara rakyat dg pemerintahnya, antara organisasi dg anggotanya. Tanpa kesatuan gerak dan pemahaman sy sama, roda tak akan bergerak, mesin kurang bekerja optimal. Disinilah harapan tersemat, semoga senantiasa menjadi satu kesatuan gerak yg utuh dan melayani kepentingan khalayak, Aamiin..
#keris #sunggingan #warangkasungging #galeriomahnara #senapatinusantara
Nah kembali pada sunggingan. Konsep dasarnya adl nunggak semi, bahwa apa yg sudah ada perlu dikembangkan, diperbarui tanpa meninggalkan keasliannya. Saya lantas mencoba merenungkan, apa pembaruan yg bisa ditawarkan. Konsep pelayan sewidakan adl menghidangkan dan melayani, simpelnya berada dlm organisasi berarti sudah siap untuk melayani, bukan dilayani. Di situlah organisasi berperan, melayani kepentingan ummat, para anggota dan masyarakat yg diperjuangkannya.
Konsep lain yg juga dimasukkan adl mengenai Manunggaling Kawula Gusti, kesatuan gerak antara pemimpin dan yg dipimpin. Antara rakyat dg pemerintahnya, antara organisasi dg anggotanya. Tanpa kesatuan gerak dan pemahaman sy sama, roda tak akan bergerak, mesin kurang bekerja optimal. Disinilah harapan tersemat, semoga senantiasa menjadi satu kesatuan gerak yg utuh dan melayani kepentingan khalayak, Aamiin..
#keris #sunggingan #warangkasungging #galeriomahnara #senapatinusantara
Komentar
Posting Komentar