Total Tayangan Halaman

Pusaka Itu Personal

Mengandaikan harga atau mahar pusaka itu ibarat kendaraan yg ada saat ini. Ambil motor misalnya, tersedia dari motor merek A sampe Z, dari harga murah hingga mahalnya selangit. Mengapa bisa beda? Padahal sama-sama fungsi dasarnya, yakni buat moda transportasi. Bisa buat jalan, bisa buat belanja ke pasar juga bahkan bs juga buat pamer nunjukin kelas. Itu karena bahan baku materialnya berbeda, pembuatnya juga berbeda, produsennya juga beda dan target pasarnya juga beda.
*
Nah, di keris dan tosan aji sama. Dari harga ratusan ribu sampai ratusan juga juga ada. Bergantung pada benda dan pemiliknya itu sendiri. Kenapa pusaka keraton atau pusaka yg bagus pasti mahal? Ya wajar. Karena materialnya beda, kualitas garapnya juga beda, narasi sejarahnya juga ada, dan pembuatnya juga beda. Nah hal-hal seperti ini yg seringkali terlupa dari banyak penyuka tosan aji.
*
Lantas bagaimana cara mengidentifikasi pusaka atau bukan? Hal ini yg agak sulit, karena konsep kepusakaan seringkali diasosiasikan dg piandel, pusaka pribadi. Bukan sesuatu yg bisa ditampilkan di muka umum. Pertimbangan dan pengalaman laku personal masing-masing akan berbeda satu dan lainnya. Bisa jadi pusaka yg oleh orang lain dianggap biasa justru sangat dimuliakan karena sejarah dan jasanya. Bisa jadi berkebalikan.
Pusaka bagiku, belum tentu pusaka bagimu. Dan sebaliknya, pusaka bagimu, belum tentu juga buatku. Setiap kita berbeda cara dan pemilihannya, mari saling menghargai dan menghormati. Karena pusaka adl ranah personal yg belum tentu orang lain memahami sepaham pemiliknya sendiri. Esensi memiliki pusaka adl bisa menghormati dan menghargai setiap perbedaan pandangan, karena beragam dan berbeda itu indah.

Komentar

Postingan Populer