KISAH NAGA DI JAWA
Cerita tentang naga membuka kisah Pangeran Sudhana dan Bidadari Manohara dalam relief Avadana di dinding Candi Borobudur. Kisahnya begini;
Pada suatu masa, di sebuah negeri yang makmur di Pancala utara, seorang raja memerintah dengan belas kasih. Kerajaannya damai dan harmonis. Karena itu, seekor naga menjadi tertarik datang dan tinggal di danau dekat istananya. Adanya sang naga lantas membuat ladang-ladang kerajaan teraliri dengan baik.
Sebaliknya, kerajaan saingannya, Pancala selatan, diperintah oleh raja yang kejam. Akibatnya negara itu kering dan dilanda kemiskinan.
“Perilaku baginda takkan membuat naga mana pun mau memberkati alam,” kata menteri kepada sang raja ketika mereka pergi berburu dan melewati desa-desa.
Raja pun bertitah akan memberi hadiah kepada siapa pun yang mampu membawa naga di Pancala utara ke kerajaannya. Syahdan, pawang ular mulai menenun mantra pemikat sang naga. Mereka menjamin dalam tujuh hari naga akan datang.
Sang naga merasakan mantra itu dan sulit membebaskan diri. Untungnya, seorang pemburu bernama Halaka tinggal di samping danau tempat ia tinggal. Halaka membantunya membebaskan diri dari jeratan mantra. Sebagai imbalan, sang naga memberinya kemampuan ajaib. Pemburu itu takkan gagal menjerat mangsanya.
Selengkapnya, klik:
https://historia.id/kuno/articles/kisah-naga-di-jawa-DrLRw
Komentar
Posting Komentar