Kepercayaan Terhadap Gaib Keris
Keris sengaja dibuat oleh
empunya dengan kegaiban di dalamnya, dibuat khusus sesuai keinginan si pemesan,
yaitu selain sebagai senjata, juga diharapkan memberi kegaiban / tuah tertentu,
seperti untuk perlindungan, kesaktian, kekuasaan, kepangkatan dan wibawa, atau
rejeki (dagang / tani). Dengan demikian kegaiban itu merupakan ciri /
karakteristik khusus dari sebuah keris. Kegaiban inilah yang membedakan keris
dengan benda-benda atau jenis senjata lain. Yang sangat membedakannya dengan
jenis-jenis senjata lain adalah justru pada kisah-kisah magis yang dibangun
bersama kehadiran keris itu sendiri sejak awal pembuatannya. Jadi, bila ada
keris yang tidak ada gaibnya (kosong), maka itu bukanlah keris, tetapi
keris-kerisan atau keris souvenir.
Tuah keris yang paling dasar
adalah untuk perlindungan bagi si pemilik dari serangan gaib / kejahatan. Jadi,
selain tuah untuk kesaktian, kekuasaan atau rejeki, keris juga memberikan tuah
sebagai perlindungan gaib bagi si pemilik. Dengan demikian, bila dikatakan
bahwa ada sebuah keris yang memiliki tuah untuk kesaktian, kewibawaan atau
rejeki, terkandung juga di dalamnya tuah untuk perlindungan, walaupun tuah ini
tidak dominan. Tuah-tuah seperti tersebut di atas bisa juga diberikan oleh
benda-benda bertuah lain, yang sering disebut jimat. Biasanya jimat-jimat
inilah yang banyak dimiliki orang, karena selain tuahnya yang bisa diharapkan,
juga bentuknya lebih simpel (kecil), mudah dibawa dan tidak memerlukan
perawatan khusus seperti keris. Namun keris tetap mempunyai peminat tersendiri,
bahkan banyak juga yang sengaja mengkoleksi keris.
Dari pengamatan terhadap kepercayaan terhadap hal gaib di keris ini,
mahluk gaib yang menghuni sebuah keris (keris tua yang dibuat oleh empu jaman
dulu, bukan keris baru buatan sekarang) adalah jenis tersendiri, dipercayai oleh sebagian kalangan tidak sebangsa
dengan jin atau dedemit seperti banyak dikata orang. Dimensinya lebih halus
daripada jin pada umumnya yang biasa dilihat orang, walaupun jin itu sendiri
dimensinya juga bermacam-macam (tidak semuanya sama). Jenisnya mirip dengan
gaib yang biasa disebut "wahyu", seperti wahyu keprabon, kepangkatan,
lurah, dsb, tetapi dimensinya lebih rendah daripada gaib wahyu (dibanding gaib
wahyu, gaib keris lebih mudah untuk dilihat).
Oleh para pemerhati keris, gaib keris itu sering disebut wahyu, walaupun orang banyak
sekarang sering menyebutnya sebagai "khodam" keris. Dalam
rangka "mendatangkan" gaib untuk keris itu dilakukanlah laku puasa
dan tirakat oleh si empu. Proses ritualnya menggunakan olah batin dan olah
spiritual secara bersama-sama, karena yang akan didatangkan adalah suatu gaib
jenis khusus. Memang tidak sama dengan proses mengisikan gaib ke dalam batu
cincin atau jimat yang hanya menggunakan olah batin atau tenaga dalam saja.
Ketika gaib keris itu sudah datang dan menyatu dengan keris itu (sebagai
rumahnya yang baru), maka dikatakan "wahyu" nya sudah datang. Ketika si
pemilik keris sudah mendapatkan keris itu (yang sudah selesai pembuatannya),
maka si pemilik keris disebut "kewahyon". Disebut demikian karena
wahyu-nya menyertai dia dan memang dikhususkan hanya untuk dia.
Komentar
Posting Komentar